BIOGRAFI KHOLIFAH UMAR BIN ABDUL AZIZ

Desember 25, 2011
Oleh: Ahmad Fauzan*
Alhamdulillah,
 kemudian shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad الله ليص وسلم عليه , kepada keluarganya, sahabatnya dan yang mengikuti mereka hingga akhir zaman. Amma ba’du. Sungguh kita semua mendambakan pemimpin yang
baik, yang membawa rakyatnya menuju ridho Ilahi dan juga mensejahterakan rakyatnya.
Salah satu pemimpin yang mewujudkan hal itu dalam sejarah Islam adalah Kholifah yang mulia, seorang ulama, tabi’in yang mulia Umar bin Abdul Aziz . الله رحمه Sungguh pujian untuknya akan terus mengalir dari para ulama dari dahulu sampai ulama yang akan datang, Imam Ahmad الله رحمه menyebutkan beliau (Umar bin Abdul Aziz) adalah Mujaddid dalam
100 pertama. Beliau adalah pemimpin yang zuhud dan sangat takut dengan Rabb-nya, lihatlah perkataannya kepada istrinya “Wahai Fathimah, sesungguhnya aku sedang memikirkan nasib umat Muhammad صلي وسلم عليه الله , aku sedang memikirkan nasib si miskin yang kelaparan, si sakit yang merintih, si fakir yang telanjang kedinginan, seorang yang terzalimi karena hartanya dirampas, seorang yang tersesat dan tertawan, si jompo dan si miskin yang memiliki banyak tanggungan dan kebutuhan hidup di segala penjuru bumi, dan aku tahu bahwa Robbku akan bertanya kepadaku tentang nasib mereka dan lawan bicaraku tatkala itu selain mereka adalah Muhammad وسلم عليه الله صلي . Maka aku sangat khawatir bila aku tidak memiliki hujjah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka, sedang aku merasa kasihan melihat keadaan diriku tatkala itu, sehingga aku menangis” Kita berdoa kepada Allah agar kiranya menjadikan pemimpin kita adalah pemimpin yang baik dan membawa kebaikan kepada rakyatnya. Kemudian tugas kita semua adalah mendidik setiap generasi kita agar ‘takwa’ kepada Rabb-nya, sehingga lahirlah darinya pemimpin yang membawa kesejahteraan dunia dan akhirat, amin…

JASA UMAR BIN ABDUL AZIS TERHADAP PENGHENTIAN PELAKNATAN TERHADAP IMAM ALI KW DAN PEMBONGKARAN KEPALSUAN ABU BAKAR TENTANG FADAK.
Kisah bagaimana laknatan terhadap Imam Ali AS dihentikan oleh Umar bin Abdul Aziz diceritakan oleh Ibn Athir dan Ibn Abil Hadid seperti berikut :
“Aku (Umar bin Abdul Aziz) belajar Qur’an dari seorang keturunan Atbah bin Masud. Pada suatu hari beliau berjalan melintasi aku ketika aku sedang bermain dengan kawan-kawanku dan melaknat Saydina Ali. Beliau nampak tidak senang ketika menyaksikan hal ini dan terus ke masjid. Aku mengikuti beliau ke masjid untuk mempelajari al-Qur’an daripadanya.
Guruku tidak memperdulikanku dan memanjangkan solatnya dan nampaknya beliau tidak menyukai perbuatan aku tadi. Aku bertanya kepadanya mengapa beliau tidak menyukai perbuatan aku itu



. 01

Beliau bertanya kepadaku:” Adakah kamu juga melaknat Saydina Ali selama ini?” Aku mengiyakannya. Beliau berkata:” Dari mana kamu dapat tahu Saydina Ali dibenci Allah SWT ?”
Aku berkata: ” Adakah Ali salah seorang ahli Badar?”
Beliau berkata: “Kejayaan Perang Badar adalah untuk Ali.”
Aku berkata: “Aku tidak akan menlaknat Saydina Ali pada masa akan datang.”
Guruku meminta aku berjanji bahawa aku tidak akan melakukan perbuatan menlaknat Saydina Ali pada masa akan datang dan aku pun memenuhi permintaannya itu.”
Umar bin Abdul Aziz selanjutnya berkata:” pada Hari Jum’at ayahku berdiri di atas mimbar di Madinah menyampaikan khutbah dan berucap dengan fasihnya. Walau bagaimanapun ketika dia sampai kepada kata-kata laknatan kepada Saydina Ali dia menjadi tergagap-gagap, rendah suara dan terlihat sukar untuk menyatakan laknatan itu.

Aku memikirkan hal itu. Pada suatu hari aku bertanya kepada ayahku:” Ayah seorang pemidato yang fasih.” Ayahku berkata:” Engkau menyedari perkara itu?” Aku menjawab:” Ya.”
Ayahku kemudian berkata: “Jika orang-orang Syria dan yang lain-lain mengetahui kebaikan-kebaikan Ali, mereka tidak akan mentaati kita sebaliknya mereka akan berpihak kepada keturunan Ali.” Aku ingat kata-kata ini dan kata-kata guruku semasa aku kecil dulu dan aku berjanji kepada Allah AZWJ seandainya aku menduduki jabatan khalifah, aku akan menghentikan laknatan terhadap Saydina Ali.”
Umar bin Abdul Aziz menunaikan janjinya dan melarang laknatan terhadap Saydina Ali di atas mimbar dan memerintahkan ayat berikut dibaca bagi menggantikan laknatan tersebut: ” Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat dan Dia melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. An-Nahl (16) :90).
Beliau mengirim perintah tersebut ke seluruh pelosok kota. Tindakannya ini di ambil sebagai satu tanggungjawab dan seterusnya menjadi amalan dalam masyarakat. Mereka memuji Ibn Abdul Aziz karena tindakan beliau itu.
Umar juga bertanggungjawab mengembalikan Tanah Fadak kepada keturunan Fatimah AS. Beliau menyerahkan Tanah Fadak kepada Imam Muhammad al-Baqir AS
.
Tindakannya itu mendapat kritikan sebahagian Quraisy dan orang-orang Syria karena anggapan mereka mereka bahwa Umar bin Abdul Azis telah menyalahkan keputusan Abu Bakar dan Umar al-Khattab. Umar bin Abdul Aziz berkata: “Tuntutan Fatimah atas Tanah Fadak adalah berdasar dan tanah itu adalah miliknya. Fatimah sebagai penghulu wanita di syurga sudah tentu tidak akan membuat tuntutan palsu yang disandarkan kepada Rasulullah SAWW. Oleh karena itu dengan tindakan ini aku mengharapkan taqarrub kepada Allah dan Nabi-Nya dan aku mengharapkan syafaat dari Fatimah, Imam Hasan dan Imam Husayn.

  02
MUAWIYAH TELAH MENGUTUK SAYYIDINA ALI PADA SETIAP KHOTBAH JUMAT
Pengalaman yang  saya alami ketika seorang teman yang bermazhab ASWAJA secara mengejutkan mengaku mengagumi Muawiyah. Biasanya yang terjadi cuma menganggap Muawiyah sebagai salah seorang “sahabat” Nabi… Oke lah kalau Ali disbanding kan dengan Abu Bakar atau Umar. Tapi dengan Muawiyah ? No way ! Seorang Hamka yang Wahabi saja (dalam bukunya Sejarah Umat Islam) menyebut Muawiyah sebagai sangat licik dan cinta dunia.
Salah satu tujuan tulisan2 saya yang membeberkan tentang bid’ah2 yang dilakukan Mua’wiyyah bin Abu Sufyan adalah ingin memperlihatkan ketidakkonsistenan org2 yang senang berkoar2 dengan BID’AH, SYIRIK, TAKHAYUL dsb, yaitu Wahabi_Salafy. Ketika mereka mencerca orang lain dengan bid’ah, tapi anehnya mereka membela Muawiyyah yang jelas2 melakukan bid’ah2 keji. Ada apa ini ? Wahabi Salafy adalah para pengikut Mua’wiyyah yang membenci Imam Ali dan keluarga Rasulullah, dan salah satunya adalah si Abu al-Jauza’ ini. para Wahabiyyun senang memotong/ mensensor keterangan2 yang asli..Kita bisa melihat, betapa semangatnya kaum Wahabi membela Mu’awiyyah sebagaimana Ibn Taymiyyah. Berwali kepada Raja-raja Saudi dan pemimpin2 AS dan Uni-Eropa. Na’udzu billah…Semakin nyata kebencian hebat mereka kepada Imam Ali dan Ahlul Bayt Rasul
Inilah salah satu bukti kebodohan salafi , coba anda buka ayat2 Quran, bukankah ada ayat2 Quran yang mengecam perbuatan2 para sahabat nabi yang fasiq, zalim dan munafiq? Jika anda baca al-Quran dengan cermat tentang ayat2 Quran yang mengecam sahabat2 Nabi yang lari dari perang, yang kikir dsb. Wah…terlalu banyak ayat2 Quran yang membuktikan bahwa tidak semua sahabat Nabi itu adil, apalagi ditambah bukti2 sejarah Islam.


UMAR BIN ABDUL AZIS MENGHENTIKAN PELAKNATAN TERHADAP IMAM ALI AS

Jasa umar bin abdul azis terhadap penghentian pelaknatan terhadap imam ali dan pembongkaran kepalsuan abu bakar tentang fadak.

Kisah bagaimana laknatan terhadap Imam Ali AS dihentikan oleh Umar bin Abdul Aziz diceritakan oleh Ibn Athir dan Ibn Abil Hadid seperti berikut :
“Aku (Umar bin Abdul Aziz) belajar Qur’an dari seorang keturunan Atbah bin Masud. Pada suatu hari beliau berjalan melintasi aku ketika aku sedang bermain dengan kawan-kawanku dan melaknat Saydina Ali. Beliau nampak tidak senang ketika menyaksikan hal ini dan terus ke masjid. Aku mengikuti beliau ke masjid untuk mempelajari al-Qur’an daripadanya.
Guruku tidak memperdulikanku dan memanjangkan solatnya dan nampaknya beliau tidak menyukai perbuatan aku tadi. Aku bertanya kepadanya mengapa beliau tidak menyukai perbuatan aku itu
.
Beliau bertanya kepadaku:” Adakah kamu juga melaknat Saydina Ali selama ini?” Aku mengiyakannya.
Beliau berkata:” Dari mana kamu dapat tahu Saydina Ali dibenci Allah SWT ?”
Aku berkata: ” Adakah Ali salah seorang ahli Badar?”
Beliau berkata: “Kejayaan Perang Badar adalah untuk Ali.”
Aku berkata: “Aku tidak akan menlaknat Saydina Ali pada masa akan datang.”
Guruku meminta aku berjanji bahawa aku tidak akan melakukan perbuatan menlaknat Saydina Ali pada masa akan datang dan aku pun memenuhi permintaannya itu.” Umar bin Abdul Aziz selanjutnya berkata:” pada Hari Jum’at ayahku berdiri di atas mimbar di Madinah menyampaikan khutbah dan berucap dengan fasihnya. Walau bagaimanapun ketika dia sampai kepada kata-kata laknatan kepada Saydina Ali dia menjadi tergagap-gagap, rendah suara dan terlihat sukar untuk menyatakan laknatan itu.
Aku memikirkan hal itu. Pada suatu hari aku bertanya kepada ayahku:” Ayah seorang pemidato yang fasih.” Ayahku berkata:” Engkau menyedari perkara itu?” Aku menjawab:” Ya.”


06

Ayahku kemudian berkata: “Jika orang-orang Syria dan yang lain-lain mengetahui kebaikan-kebaikan Ali, mereka tidak akan mentaati kita sebaliknya mereka akan berpihak kepada keturunan Ali.”
.
Aku ingat kata-kata ini dan kata-kata guruku semasa aku kecil dulu dan aku berjanji kepada Allah AZWJ seandainya aku menduduki jabatan khalifah, aku akan menghentikan laknatan terhadap Saydina Ali.”
Umar bin Abdul Aziz menunaikan janjinya dan melarang laknatan terhadap Saydina Ali di atas mimbar dan memerintahkan ayat berikut dibaca bagi menggantikan laknatan tersebut: ” Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat dan Dia melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. An-Nahl (16) :90).
Beliau mengirim perintah tersebut ke seluruh pelosok kota. Tindakannya ini di ambil sebagai satu tanggungjawab dan seterusnya menjadi amalan dalam masyarakat. Mereka memuji Ibn Abdul Aziz karena tindakan beliau itu.
Umar juga bertanggungjawab mengembalikan Tanah Fadak kepada keturunan Fatimah AS. Beliau menyerahkan Tanah Fadak kepada Imam Muhammad al-Baqir AS.
.
Tindakannya itu mendapat kritikan sebahagian Quraisy dan orang-orang Syria karena anggapan mereka mereka bahwa Umar bin Abdul Azis telah menyalahkan keputusan Abu Bakar dan Umar al-Khattab
.
Umar bin Abdul Aziz berkata: “Tuntutan Fatimah atas Tanah Fadak adalah berdasar dan tanah itu adalah miliknya. Fatimah sebagai penghulu wanita di syurga sudah tentu tidak akan membuat tuntutan palsu yang disandarkan kepada Rasulullah SAWW. Oleh karena itu dengan tindakan ini aku mengharapkan taqarrub kepada Allah dan Nabi-Nya dan aku mengharapkan syafaat dari Fatimah, Imam Hasan dan Imam Husayn. Seandainya aku berada di pihak Abu Bakar, aku akan menerima permintaan Fatimah dan tidak akan menuduh beliau (AS) pembohong.”
MUAWIYAH TELAH MENGUTUK SAYYIDINA ALI PADA SETIAP KHOTBAH JUMAT
Pengalaman yang  saya alami ketika seorang teman yang bermazhab ASWAJA secara mengejutkan mengaku mengagumi Muawiyah. Biasanya yang terjadi cuma menganggap Muawiyah sebagai salah seorang “sahabat” Nabi… Oke lah kalau Ali disbanding kan dengan Abu Bakar atau Umar. Tapi dengan Muawiyah ? No way ! Seorang Hamka yang Wahabi saja (dalam bukunya Sejarah Umat Islam) menyebut Muawiyah sebagai sangat licik dan cinta dunia.
07
Salah satu tujuan tulisan2 saya yang membeberkan tentang bid’ah2 yang dilakukan Mua’wiyyah bin Abu Sufyan adalah ingin memperlihatkan ketidakkonsistenan org2 yang senang berkoar2 dengan BID’AH, SYIRIK, TAKHAYUL dsb, yaitu Wahabi_Salafy. Ketika mereka mencerca orang lain dengan bid’ah, tapi anehnya mereka membela Muawiyyah yang jelas2 melakukan bid’ah2 keji. Ada apa ini ? Wahabi Salafy adalah para pengikut Mua’wiyyah yang membenci Imam Ali dan keluarga Rasulullah, dan salah satunya adalah si Abu al-Jauza’ ini. para Wahabiyyun senang memotong/ mensensor keterangan2 yang asli..Kita bisa melihat, betapa semangatnya kaum Wahabi membela Mu’awiyyah sebagaimana Ibn Taymiyyah. Berwali kepada Raja-raja Saudi dan pemimpin2 AS dan Uni-Eropa. Na’udzu billah…Semakin nyata kebencian hebat mereka kepada Imam Ali dan Ahlul Bayt Rasul
Inilah salah satu bukti kebodohan salafi , coba anda buka ayat2 Quran, bukankah ada ayat2 Quran yang mengecam perbuatan2 para sahabat nabi yang fasiq, zalim dan munafiq? Jika anda baca al-Quran dengan cermat tentang ayat2 Quran yang mengecam sahabat2 Nabi yang lari dari perang, yang kikir dsb. Wah…terlalu banyak ayat2 Quran yang membuktikan bahwa tidak semua sahabat Nabi itu adil, apalagi ditambah bukti2 sejarah Islam.
Inilah  bukti  bid’ah  Mu’awiyah  yang  mengutuk  Imam  Ali :1. Ibn Abi al Hadid di dalam syarah atau komentarnya atas kitab Nahjul Balaghah Jil. 1 hlm. 464 menyatakan : “Pada akhir khotbah Jumat, Muawiyah mengatakan : “Ya Allah, laknatlah Abu Turab, dia yang telah menentang agama-Mu dan jalan-Mu, laknat dia dan hukum dia di neraka!” Muawiyah inilah yang memperkenalkan bid’ah terbesar dan terburuk ini kepada khalayak umat Islam pada masa kekuasaannya hingga masa Umar bin Abdul Aziz.”
2. Di dalam kitab Mu’jam al-Buldan Jil. 1, hlm 191, ‘Allamah Yaquut Hamawi menyatakan : “Atas perintah Mu’awiyyah, ‘Ali dilaknat selama masa kekuasaan Bani Umayyah dari Masyrik (Timur) hingga Maghrib (Barat) dari mimbar-mimbar Masjid.
3. Masih di dalam kitab yang sama, Mu’jam al-Buldan Jil. 5, hlm. 35, Hamawi mengatakan : “Salah satu perubahan (bid’ah) terburuk yang telah dimulai sejak awal mula pemerintahan Muawiyah adalah bahwa Muawiyah sendiri dan dengan perintah kepada gubernurnya, membiasakan menghina Imam Ali saat berkhotbah di Masjid. Hal ini bahkan dilakukan di mimbar masjid Nabi di hadapan makam Nabi Muhammad Saw, sampai sahabat-sahabat terdekat Nabi, keluarga dan kerabat terdekat Imam Ali mendengar sumpah serapah ini.”
4. Di dalam kitab Al-Aqd al-Farid Jil. 1 hlm. 246, Anda bisa membaca : “Setelah kematian ‘Ali dan Hasan, Muawiyah memerintahkan sebuah titah ke seluruh masjid termasuk masjid Nabawi agar semua orang turut melaknat ‘Ali!”

08
5. Di dalam kitab yang sama, Al-Aqd al-Farid Jil. 2 hlm. 300 anda bisa membaca isi surat Ummu Salamah, isteri Rasulullah Saw, yang menulis kepada Muawiyah : “…Engkau sedang mengutuk Allah dan Rasul-Nya di mimbarmu karena engkau mengutuk Ali bin Abi Thalib. Barangsiapa yang mencintai Ali, aku bersaksi bahwa Allah dan Rasul-Nya mencintainya.” Tetapi tak seorang pun memperhatikan ucapannya.
6. Di dalam kitab al-Nasa’ih al-Kafiyah hlm. 77, Anda juga bisa membaca : “Praktek (pelaknatan) yang berlangsung sekian lama ini memunculkan sebuah asumsi bahwa apabila seseorang tidak melakukan pelaknatan tersebut maka shalat Jumat-nya tidaklah dianggap sah!”
7. Seorang alim dari Pakistan yang bermazhab Hanafi, Maulana Raghib Rahmani, di dalam kitabnya tentang “Hazrat Umar bin Abdul Aziz”, Khalifatul Zahid, hlm. 246 menyampaikan komentarnya dengan tajam : “(Praktek pelaknatan) ini tentu saja tidak menguntungkan, karena ini adalah bid’ah yang telah diperkenalkan ke masyarakat yang telah “memotong hidung” (memalukan) kota-kota, di mana bid’ah ini bahkan dilakukan di mimbar-mibar masjid, bahkan tanpa malu sampai juga ke “telinga” masjid Nabawi. Inilah bid’ah yang diperkenalkan oleh Amir Muawiyah!
8. Di dalam bukunya Al-Khilafah wal Mulk yang sempat menggemparkan dunia Islam, Abul A’la al-Maududi, seorang alim Pakistan bermazhab Hanafi, menulis :
Ketika pada zaman Muawiyah dimulai kebiasaan mengutuk Sayyidina Ali dari atas mimbar-mimbar dan pencaci-makian serta pencercaan terhadap pribadinya secara terang-terangan, di siang hari maupun di malam hari, kaum muslimin di mana-mana merasa sedih dan sakit hati sungguh pun mereka terpaksa harus berdiam diri menekan perasaannya itu. Kecuali Hujur bin Adi, yang tidak dapat menyabarkan dirinya…” (Abul A’la al-Maududi, Khilafah dan Kerajaan, hlm. 209-210, Penerbit Mizan, Cet. VII, 1998, Bandung)
Dan akhirnya, Muawiyah menyuruh Ziyad untuk membunuh Hujur bin ‘Adi, salah seorang sahabat besar Nabi yang zahid, abid, dan termasuk di antara tokoh-tokoh umat terbaik. Di dalam surat perintahnya, Muawiyah menulis : “Bunuhlah orang ini (Hujur) dengan cara yang seburuk-buruknya.” Maka Ziyad mengubur Hujur dalam keadaan hidup-hidup. (Abul A’la al-Maududi, Khilafah dan Kerajaan, hlm. 211, Penerbit Mizan, Cet. VII, 1998, Bandung) “Kisah terperinci mengenai cobaan berat yang dialami oleh Hujur bin ‘Adi itu banyak terdapat di dalam buku-buku yang ditulis oleh para ahli hadis maupun para ahli sejarah, baik yang sudah tersebar luas maupun yang tidak disebarkan,” Begitu tulis Thaha Husain di dalam bukunya yang terkenal al-Fitnah al-Kubra yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Malapetaka Terbesar Dalam Sejarah Islam pada hlm. 624, yang diterbitkan oleh Pustaka Jaya, Cet. I, Tahun 1985.
09
Inilah sebagian bukti-bukti tertulis di dalam kitab-kitab sejarah yang bisa anda temui hingga saat ini. Apakah masih terbetik keraguan di dalam hati anda tentang bejatnya Muawiyah, si setan berwujud manusia ini?
Dan ketika Hasan bin Ali mengundurkan diri sebagai khalifah, Muawiyah pun akhirnya berdiri sebagai seorang penguasa tunggal, lalu dia menyampaikan pidatonya di kota Madinah : “Amma ba’du! Sesungguhnya aku, demi Allah ketika menjadi penguasa atas kamu sekalian, bukannya aku tidak mengetahui bahwa kalian tidak menyenangi kekuasaanku ini, tetapi sesungguhnya aku benar-benar tahu apa yang ada dalam hati kalian tentang hal ini, namun aku telah merampasnya dari kalian dengan pedangku ini. Dan sekiranya kalian tidak menadpati diriku telah memenuhi hak-hak kamu seluruhnya, hendaknya kalian memuaskan diri dengan sebagiannya saja dariku!” (Ibnu Katsir, al-Bidayah wa al-Nihayah, Jil. 8, hlm. 132)
Pada masa kekuasaan Muawiyah, rakyat dibungkam dari menyampaikan kebenaran, mereka hanya boleh memuji-muji atau jika enggan sebaiknya diam. Karena jika rakyat berani memprotes pemerintah pada masa itu maka bersiap-siaplah untuk dijebloskan ke dalam penjara, dibunuh, disiksa atau paling tidak dibuang! (Abul A’la al-Maududi, Khilafah dan Kerajaan, hlm. 209, Penerbit Mizan, Cet. VII, 1998, Bandung)
Apakah orang seperti ini yang ingin anda bela mati-matian? Hanya orang-orang yang serupa dengan Muawiyah saja dan pengikutnya yang super dungu yang ngotot membela manusia keji semacam ini! Mereka itulah kaum Wahabi para pemuja kaum durjana seperti Muawiyah bin Abi Sufyan dan Yazid bin Muawiyah. Mereka menjadikan keduanya sebagai pemimpin-pemimpin mereka!
Jika anda membenci kekejaman, kezaliman, dan kebengisan yang dilakukan para diktator dunia seperti Adolf Hitler, Pol Pot, Slobodan Milosevich, Saddam Husein, George W Bush, Ehud Olmert, maka anda juga mesti membenci makhluk durjana seperti Muawiiyah ini. Tapi itu pun jika hati nurani anda masih sehat wal afiat…
Di dalam Musnad Ahmad bin Hanbal Jil. 6, hlm. 33, diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw yang kita cintai telah bersabda, “Barangsiapa yang mengutuk Ali sesungguhnya ia telah mengutukku. Barangsiapa yang berani mengutukku berarti ia telah mengutuk Allah. Barangsiapa yang telah mengutuk Allah, maka Allah akan melemparkannya ke neraka Jahannam!
Rasulullah Saw telah menubuwatkan bahwa peristiwa pelaknatan atau pengutukan atas sahabat Nabi yang mulia, Ali bin Abi Thalib, yang juga salah seorang anggota Ahlul Bayt akan terjadi. Melalui mata batinnya, Rasulullah Saw telah melihat beberapa sahabatnya yang sangat dengki terhadap Sayyidina Ali as. Allah Swt pun menyingkapkan kedengkian mereka terhadap Nabi Saw dan Ahlul Baytnya :
10
Mereka itulah orang yang dikutuki Allah. Barangsiapa yang dikutuki Allah, niscaya kamu sekali-kali tidak akan memperoleh penolong baginya. Ataukah ada bagi mereka bahagian dari kerajaan? Kendatipun ada, mereka tidak akan memberikan sedikit pun kepada manusia. Ataukah mereka dengki kepada manusia lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya? Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar.”
(Al-Quran Surah Al-Nisaa [4] ayat 54)
Ingatkah anda, bagaimana anda melafadzkan shalawat kepada Nabi Saw di dalam shalat anda?
Inilah mengapa dengan teramat keras Nabi Saw memperingatkan umatnya untuk tidak melakukan tindakan bodoh tersebut. Dan anda perhatikan, bahwa Ummu Salamah, isteri Nabi telah memperingatkan Muawiyah tentang hal ini, namun lelaki durjana ini tiada mempedulikan peringatan tersebut.
Saya berdoa kepada Allah Swt semoga orang-orang yang tulus namun masih meragukan kebenaran ini menjadi tersadarkan dan semakin mendapatkan keyakinan yang sahih…


11


Biografi penulis:
Ahmad fauzan lahir di probolinggo pada tanggal 11 Desember 1990 merintis pendidikannya dimulai dari SD tepatnya di SD Pohsangit leres sumberasih probolinggo,dia biasa dipanggil fauzan,di sukai banyak teman dan di senangi oleh gurunya karna dia pendiam tidak banyak tingkah rajin dan disiplin.
Kemudian setelah tamat SD Melanjutkan Studi di MTs Roudlotut Tholibin Kademangan Probolinggo.Disana dia Mulai merintis dari menjadi ketua kelas sampai menjadi ketua Osis dari sanalah dia menemukan jati diri nya bagaimana menjadi pemimpin yang di sukai banyak kalangan..setelah tamat MTs. Kemudian ahmad fauzan melanjutkan studinya yang masih satu yayasan di SMA Sunan Giri yang di bawah naungan Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin.
Disana dia juga merintis dari ktua kelas dan sampai menjadi ketua Osis, sampai di beri tanggung jawab oleh kepala sekolah untuk mengkader generasi muda bangai mana menjadi ketua Osis yang disukai anggota,disukai bnyak kalangan…..kemudian dewan guru ngasih kepercayaan kepadanya untuk menjadi ..Asiten guru Aswaja di SMA Sunan giri. Stelah tamat SMA.dia memutuskan untuk meundurkan diri menjadi Asisten guru Aswaja.
Kemudian dia melanjutkan pendidikannya  di institut agama islam nurul jadid paiton probolinggo.dia tetep menjadi mahasiswa yang rajin disiplin sampai akhirnya dia dipercayai untuk melakukan praktek menjadi guru di SMP nurul jadid paiton probolinggo..  

 

*Ahmad Fauzan adalah santri aktif wilayah sunan kalijaga angkatan 2008

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Penulisan markup di komentar
  • Untuk menulis huruf bold gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
  • Untuk menulis huruf italic gunakan <em></em> atau <i></i>.
  • Untuk menulis huruf underline gunakan <u></u>.
  • Untuk menulis huruf strikethrought gunakan <strike></strike>.
  • Untuk menulis kode HTML gunakan <code></code> atau <pre></pre> atau <pre><code></code></pre>, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.

Disqus
Tambahkan komentar Anda

Tidak ada komentar